Abstrak: Bullying merupakan
salah satu masalah
serius yang sering terjadi di kalangan siswa sekolah menengah pertama di sekolah.
Tindakan bullying dapat berdampak negatif
pada kesejahteraan dan perkembangan sosial-emosional siswa, serta mengganggu proses pembelajaran di sekolah.
Untuk itu, upaya pencegahan bullying
perlu dilakukan secara efektif untuk menciptakan
lingkungan sekolah yang aman, nyaman,
dan suportif bagi siswa. SMP Negeri 2 Ngancar dalam upaya tersebut, bimbingan
klasikal dijadikan sebagai salah satu strategi
pencegahan bullying yang dapat membantu
siswa mengembangkan keterampilan sosial dan meningkatkan kesadaran tentang
tindakan bullying. Metode yang digunakan yaitu
bimbingan klasikal dengan media power point presentation.
Hasil dari kegiatan bimbingan klasikal ini menunjukkan adanya penurunan perilaku
bullying pada siswa sekolah
menengah pertama.
Kata kunci: bullying, bimbingan
klasikal, siswa SMP.
PENDAHULUAN
Bullying
merupakan salah satu masalah serius yang sering
terjadi di kalangan siswa sekolah menengah pertama di sekolah. Tindakan bullying dapat
berdampak negatif pada kesejahteraan dan perkembangan
sosial-emosional siswa, serta mengganggu proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, upaya pencegahan bullying perlu dilakukan secara efektif untuk menciptakan
lingkungan sekolah yang aman, nyaman,
dan suportif bagi siswa. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan tindakan bullying atau perundungan di dunia
pendidikan menempati urutan keempat
dalam kasus kekerasan anak yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data terdapat
4.124 aduan kasus perlindungan anak
sepanjang periode Januari-November 2022 (Pusdatin KPAI, 2022).
Saat ini, bullying merupakan istilah yang umum di dengar pada dunia pendidikan di Indonesia. Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan
untuk menyakiti seseorang
atau sekelompok orang baik
secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya (Sejiwa, 2008).
Pelaku bullying sering disebut dengan
istilah bully. Seorang bully tidak mengenal gender maupun usia. Sedangkan menurut Coloroso (2007) bullying adalah tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat
terhadap pihak yang lemah, dilakukan
dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbannya baik secara fisik maupun emosional.
SMPN 2 Ngancar adalah salah satu sekolah
yang peduli akan isu bullying dan berkomitmen untuk mencegah
kejadian bullying di lingkungan
sekolah. Dalam upaya tersebut,
bimbingan klasikal dijadikan sebagai
salah satu strategi pencegahan bullying yang
dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan meningkatkan
kesadaran tentang tindakan bullying. Bimbingan klasikal merupakan
suatu pendekatan yang melibatkan interaksi
antara guru bimbingan dan konseling dengan siswa secara kelompok. Melalui
kegiatan bimbingan klasikal,
siswa diberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengenali, mencegah,
dan mengatasi situasi
bullying. Bimbingan
klasikal juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbagi pengalaman, bertanya, dan
berdiskusi tentang isu-isu terkait bullying.
Penelitian yang dilakukan oleh Soleman,
F. (2021) dengan judul “Meminimalisir Bahaya
Bullying Melalui Bimbingan Klasikal
pada Siswa VIII SMP Negeri 7 Telaga Biru”. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa bimbingan klasikal di Kelas VIII SMP Negeri 7 Telaga Biru dapat meminimalisir bahaya bullying. Secara umum bullying dilakukan secara verbal dan non verbal. Peneliti juga telah melakukan
observasi kepada beberapa murid yang terindikasi sebagai pelaku bully dan
wawancara dengan wali kelas murid bersangkutan. Ditemukan bahwa bullying yang
terjadi di lingkungan SMPN 2 Ngancar secara verbal yaitu mengejek teman kelas dan non verbal yaitu memberikan
perlakuan kurang baik secara berulang kepada
teman kelas yang dianggap
lemah. Dengan melihat hal ini kami bersama BK SMPN 2 Ngancar melakukan intervensi dengan memberikan bimbingan
klasikal sebagai upaya pencegahan. Menurut Ahmad Juntika Nurihsan dkk (2013) bimbingan klasikal merupakan layanan dasar
bimbingan untuk membantu seluruh peserta didik
mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan hidupnya yang mengacu kepada tugas perkembangan peserta didik, layanan
ini ditujukan untuk seluruh peserta
didik. Bimbingan klasikal ini diharapkan mampu memberikan pengaruh yang besar
dalam lingkungan pendidikan di SMPN 2 Ngancar sebagai
upaya pencegahan dan mengurangi bullying
di kelas.
Metode
yang digunakan adalah bimbingan klasikal.
Bimbingan klasikal dilaksanakan dengan memberikan pelayanan dasar bimbingan menggunakan media Power Point Presentation kepada murid di kelas yang disampaikan
oleh guru BK SMPN 2 Ngancar. Layanan bimbingan
klasikal merupakan layanan
dalam bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan klasikal berbeda dengan
mengajar. Layanan ini juga memiliki
beberapa ketentuan dalam pelaksanaannya (Erford, 2009). Adapun tahapan pelaksanaan bimbingan klasikal
sebagai berikut:
a.
Building rapport, Guru BK melakukan building rapport
untuk membangun komunikasi dengan para murid.
b.
Guru BK melakukan tanya jawab dengan para murid untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
mereka mengenai perilaku bullying.
c.
Pelaksanaan bimbingan klasikal,
bimbingan klasikal ditampilkan dalam bentuk Power
Point Presentation dengan tujuan
menarik atensi dan memudahkan para murid untuk memahami materi yang akan disampaikan.
d.
Guru BK memberikan lembar observation checklist kepada wali kelas
bersangkutan untuk mengontrol
perilaku murid pelaku bullying dan
sebagai bentuk feedback setelah
kegiatan bimbingan klasikal.
Lembar observation checklist diberikan kepada wali kelas sampai dilakukannya bimbingan klasikal di pertemuan
selanjutnya.
A.
Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal yang dilakukan pada hari Selasa, 01 Maret
2022 oleh guru Bk SMPN 2 Ngancar. Bimbingan
klasikal ini ditujukan kepada murid kelas 8 dengan jumlah 29 murid dan dilakukan
secara tatap muka.
Bimbingan klasikal
dengan tema “Stop Bullying” ini dilakukan berdasarkan
hasil observasi di kelas dan wawancara dengan wali kelas
dan guru BK terkait perilaku bullying yang terjadi di kelas 8. Bimbingan klasikal
ini bertujuan untuk mencegah murid melakukan
tindakan bullying, menyadarkan murid dampak korban bully dan memahamkan murid mengenai penyebab
perilaku bully.
B.
Rangkaian Hasil Kegiatan
1) Sesi Tanya Jawab
Sebelum pelaksanaan bimbingan
klasikal, Guru BK melakukan
tanya jawab pada seluruh murid mengenai pengetahuan dan pemahaman mereka seputar perilaku bullying, korban & pelaku bullying serta pencegahan bullying. Hal ini dilakukan sebagai upaya awal mengetahui pengetahuan dan
pemahaman murid mengenai bullying.
Gambar 1.
2) Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal dibawakan oleh Guru BK. Bimbingan klasikal ini dimulai dengan materi bentuk bullying, dampak bullying, korban & pelaku bullying serta pencegahan bullying. Kegiatan
berlangsung dengan memberikan role model dari murid sebagai bentuk pemahaman lebih lanjut dari setiap materi yang diberikan. Di akhir
sesi, ada sesi diskusi dan tanya jawab mengenai materi yang telah diberikan
kepada siswa.
3)
Lembar Observation Checklist
Setelah pelaksanaan bimbingan klasikal, akan ada lembar observation checklist yang diberikan selama 4 hari yang akan diisi oleh
wali kelas bersangkutan untuk mengontrol perilaku
murid pelaku bullying dan sebagai
bentuk feedback setelah
dilaksanakannya kegiatan bimbingan klasikal.
Berdasarkan lembar observation checklist yang diberikan selama 4 hari. Didapatkan
tabel sebagai berikut:
Hari Ke- |
Jenis Bullying |
Perilaku yang Muncul |
Keterangan |
1 |
- |
- |
- |
2 |
Verbal |
Menghina fisik
teman |
Ketika pelaku bully menghina fisik teman. Teman
sekelas / sebaya menegur dengan mengatakan perbuatannya salah. |
3 |
Fisik |
Mendorong teman |
Korban bully melaporkan perbuatan pelaku bully kepada wali kelas sebagai upaya pencegahan. |
4 |
- |
- |
- |
Berdasarkan hasil lembar observation checklist yang diisi oleh wali kelas, murid dengan perilaku
bullying menunjukkan penurunan perilaku
bullying setelah dilaksanakannya bimbingan klasikal. Berdasarkan hasil
wawancara dengan wali kelas, sebelumnya pelaku
bully dan korban bully yang ada di dalam kelas terjadi karena ketidaktahuan
pelaku bahwa perbuatan yang selalu dilakukan adalah bullying dan ketidaktahuan korban bagaimana cara mencegah. Dengan adanya bimbingan
klasikal ini murid dengan perilaku bullying mengalami penurunan, hal ini dikarenakan
keterlibatan teman sebaya yang ada di dalam kelas dan kesadaran para murid
ketika melihat ataupun mengalami bullying.
Hal ini membuat suatu bentuk pencegahan bullying
yang terjadi dalam kelas.
KESIMPULAN
Kegiatan bimbingan klasikal ini diadakan untuk sebagai upaya pencegahan perilaku
bullying di SMN 2 Ngancar.
Adanya perilaku bullying yang terjadi
dikarenakan ketidaktahuan para murid
seperti apa bentuk bullying dan cara
pencegahannya. Kegiatan ini dilakukan
dalam satu pertemuan dengan beberapa materi mengenai bullying yaitu bentuk bullying, dampak bullying, korban & pelaku bullying
serta pencegahan bullying. Partisipan
dalam kegiatan ini adalah murid sekolah menengah pertama yang ada di
kelas 8 dengan jumlah 29
murid.
Dari hasil lembar observation checklist yang diisi
oleh wali kelas, murid dengan perilaku bullying menunjukkan penurunan perilaku bullying setelah dilaksanakannya
bimbingan klasikal. Hal ini juga didukung
oleh wawancara dengan wali kelas, setelah dilakukannya bimbingan klasikal
adanya keterlibatan teman sebaya yang ada di dalam kelas dan kesadaran para
murid ketika melihat ataupun
mengalami bullying. Hal ini membuat
suatu bentuk pencegahan bullying yang
terjadi dalam kelas.
Beberapa saran untuk pengabdian masyarakat selanjutnya yang akan melakukan
bimbingan klasikal dengan tema bullying:
1. Memperbarui
dan menyesuaikan materi yang akan disampaikan dengan isu isu bullying yang terjadi di lingkungan sekolah, agar materi yang disampaikan
berkenaan dengan persoalan bullying
yang sedang terjadi.
2. Melakukan
penyesuaian lembar observation checklist sesuai
dengan persoalan bullying yang terjadi
di lingkungan sekolah.
DAFTAR REFERENSI
Coloroso, Barbara. (2007).
Stop Bullying: Memutus Rantai
Kekerasan Anak dari Prasekolah hingga
SMU. Diterjemahkan oleh: Santi Indra Astuti.
Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
kpai.go.id. (2018,
27 Juli). KPAI: Perundungan Urutan Keempat Kasus Kekerasan Anak. Diakses pada 01 Juli 2022, dari https://www.kpai.go.id/publikasi/kpai-perundungan-urutan- keem
pat-kasus-kekerasan-anak
kpai.go.id. (2022,
05 Mei). SINERGI
TRIPUSAT PENDIDIKAN: BANGUN
PARTISIPASI ANAK DAN AKHIRI KEKERASAN KEPADA ANAK PADA SATUAN PENDIDIKAN. Diakses pada 01 Agustus 2022, dari https://www.kpai.go.id/publikasi/sinergi- tripusat-pendidikan-bangun-partisipasi-anak-dan-akhiri-kekerasan-kepada-anak-pada- satuan-pendidikan
Soleman, F. (2021). Meminimalisir
Bahaya Bullying Melalui Bimbingan Klasikal
pada Siswa VIII SMP Negeri 7 Telaga Biru. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan
Nonformal, 7(3), 1407- 1416.